Senin, 27 Februari 2017

Jangan Membanding-bandingkan Anak Kita Dengan Anak Orang Lain - Oleh Ippho Santosa



Apa jadinya kalau diri Anda dibanding-bandingkan dengan orang lain? Jujur saja, orang dewasa sangat tidak suka jika dirinya dibanding-bandingkan dengan orang lain, gitu kan? 

Sejatinya, anak-anak pun demikian, di mana mereka merasa direndahkan saat dibanding-bandingkan. Orangtua entah sadar atau tidak sadar, sering membandingkan si anak dengan kakaknya atau adiknya atau anak lainnya. 

Berharap si anak dapat mencontohnya tapi ternyata itu malah menyakitkan hatinya. Dan bukan sekedar itu saja, anak yang sering dibanding-bandingkan akan merasa tidak memiliki kemampuan yang memadai, sehingga runtuhlah rasa percaya dirinya untuk tumbuh dan berkembang. 

Nah, jika orangtua tidak segera memperbaiki hal ini, rasa inferior akan tertanam secara mendalam pada si anak hingga dewasa nanti. Minder, dendam, atau tidak merasa damai adalah sejumlah dampaknya.

Sebagaimana sistem otak bekerja, saat anak tidur ringan dalam kondisi otak alpha, pengalaman anak apapun di hari itu akan masuk ke otak bawah sadar anak dan pengalaman itu baru bisa hilang 10-14 tahun kemudian. 

Perhatikan baik-baik, inilah yang menyebabkan kenapa sebuah pengalaman kecil akan tetap teringat hingga dewasa dan mempengaruhi sikap orang-orang dewasa. 

Tanpa perlu membanding-bandingkan, berilah anak pengajaran dan kasih-sayang. Ketika anak-anak riang dan dicurahi kasih-sayang, maka keluarlah segala potensi yang terpendam. Ketika mereka murung? Sebaliknya, potensi mereka akan terkurung.



Ditulis oleh Ippho Santosa & Tim Khalifah

---

Artikel di atas saya dapatkan dari grup Whatsapp milik Ippho Santosa


EmoticonEmoticon