Ini adalah salah satu pertanyaan yang sering dilontarkan
oleh peserta seminar dan perlu saya jawab, “Apa itu kekayaan? Bagaimana
cara memperolehnya? Apa beda uang dan kekayaan? Seberapa penting
memahami perbedaan kedua hal ini?
Kenapa
kekayaan ternyata membuat orang malah makin sengsara dan tidak bahagia?
Apakah benar kekayaan tidak dianjurkan dalam Islam?” Semua pertanyaan
itu mengerucut pada sebuah pertanyaan induk, “Kaya yang membahagiakan
itu seperti apakah?”
Kurang-lebih seperti itu.
Btw,
Anda kenal Mike Tyson? Yah, dialah petinju paling fenomenal sepanjang
sejarah. Selama kariernya, Mike Tyson berhasil mencetak uang sebesar 300
juta US dollar atau sebesar 3,45 triliun rupiah. Sebuah angka yang
fantastis, untuk anak jalanan yang berhasil masuk ring skala dunia.
Sekarang,
saya ingin bertanya. Kayakah dia? Iya, pada masanya. Saat ini, Mike
Tyson hidup dengan hutang beberapa juta US dollar dan biaya hidupnya
pernah ditanggung pemerintah. Di akhir kariernya, dia kembali pada level
semula. Dan sekarang ia mulai bangkit dengan bisnis kecil-kecilan dan
jadi artis figuran.
Banyak
artis dan atlit terkenal, yang berhasil mengukir kesuksesan. Bahkan ada
seorang anggota dewan yang berasal dari tukang becak, setelah selesai
masa tugasnya, menjadi tukang becak kembali. Mereka sempat kaya, tapi di
akhir hayatnya, kembali miskin. Levelnya yang semula.
Tentu
saja, ini bahan pelajaran bagi kita, bukan bahan olokan. Dalam
pembelajaran dan pengalaman saya, saya meyakini bahwa “kekayaan sifatnya
relatif permanen”. Contoh di atas menunjukkan bahwa mereka sebenarnya
belum kaya, baru ‘banyak uang’.
Tidak
tanggung-tanggung, saya dan Nasrullah membahas ini semua dalam berbagai
seminar (dan sudah dibukukan). Satu hal yang pasti, untuk menjaga tetap
kaya, kita perlu menguasai ilmu bisnis dan ilmu investasi. Boleh ilmu
bisnis saja. Boleh ilmu investasi saja. Namun alangkah baiknya kalau
kedua-duanya dipelajari.
Bagi
entrepreneur, massive income dan passive income harus menjadi tumpuan
perhatian. Sudahkah bisnis kita berhasil mencetaknya? Atau sesekali
saja? Atau tidak pernah sama sekali? Ingatlah, bisnis tanpa massive
income dan tanpa passive income, belum layak disebut bisnis yang
stabil.
Kapan-kapan kita sambung lagi. Sekian dari saya, Ippho Santosa.
=======================================================================
ciminis.blogspot.com bertujuan menuliskan kembali semua cerita inspiring yang pernah di baca oleh pemilik blog ciminis.blogspot.com untuk bisa dibagikan kapada banyak orang. Karena saya merasa itu hal yang bagus sebagai bacaan, tambahan ilmu juga sebagai pembelajaran dan bahan renungan kehidupan.
EmoticonEmoticon